Laman

Sabtu, 28 Juli 2012

kenangan silam dan masa baru

semua pengalaman yang telah aku dapat ketika aku masih SMA kini telah usai. sekarang aku harus memasuki masa yang baru. masa dimana aku akan menjadi anak kuliahan, hemmm mungkin aku masih berpikir bahwa masa bersama teman SMA itu adalah masa yang paling menyengkan. 

kini aku tidak pernah menyentuh alat lukisku lagi, semenjak aku memfokuskan diri pada ujian akhir SMA ku. lulus ya lulus, tapi sebuah target yang penah aku mimpikan tidak berhasil aku dapatkan. dimana aku sangat ingin bergabung bersama para seniman muda untuk melakukan sebuah pameran kecil-kecilan. masa ikut biennale sudah berlalu, sudah taik dapat menyaksikan teman-teman biennale lagi. aku berkesempatan mengikuti sekali pameran, tapi hanya lukisanku saja yanng ikut pameran, melainkan batang hidung pemiliknya tidak tampak, itulah kilas goresan pertamaku pada sebuah kanvas. waktu itu aku memang anak asrama yang tidak diberi izin untuk mengikuti pameran karena tidak bisa keluar asrama.. hik..hik.. :'(  menyesal banget kalau ingat hal ini.

kemalasan, serta rasa kesal ketika ekskul lukis ditiadakan disekolahku membaut aku semakin enggan untuk menyentuh alat lukis itu.apalagi ibu asrama saya pernah menjadikan lukisan saya sebagai tutup lemari, emang sih ini jelek banget gambarnya. tapi saya merasa terhina sekali, gambar yang susah payah saya buat disalahgunakan.. huuuh...

seiring berjalannya waktu sebelum aku menjadi mahasiswi, aku tetap menyempatkan diri untuk membuat sebuah lukisan berjudul "gudeg", ntah kenapa saya terinspirasi dari kota jopgja sendiri yang telah menerima saya sebagai penduduk baru. 3 tahun tak terasa, pojok jogja telah saya lewati, tapi selama 3 tahun pula saya tidak pernah tertarik pada makanan khas jogja yang bernama gudeg, karena alasan saya tidak senang makanan bersa manis. itu sebabnya saya malah tertarik untuk menggambarkan sebuah gudeg. rasanya kalau melukis itu sebuah ketenangan mengalir pada diri saya penuh konsentrasi, terdapat rasa asyik tersendiri serta mengingatkan saya pada sosok Bpk.Herjaka, sosok guru lukis yang beraliran gambar gaya wayang ini.

ngomong-ngomong soal lukisan ini selesai, saya kembali fokus untuk mematangkan sebuah pilihan kuliah saya. saya memantapkan diri untuk mengambil fakultas teknik, padahal saya kurang pandai eksak dan malas terhadap pelajaran matematika. tapi prodi yang saya ambil adalah arsitektur, pilihan ini lantaran karna saya tidak ingin meninggalkan hobby saya menggambar. saya tetap ingin menekuninya. lukisan saya memang hanya biasa, tidak terkesan seni atau unik. feel pun juga biasa aja, justru karena itulah saya mengambil arsitektur. saya ingin belajar kembali, membuang semua kemalasan saya ketika SMA terhadap matematika.
ini semua juga berkat dorongan orang tua saya yang terus mendesak saya untuk kuliah serius. ya walaupun nggak tau hasilnya nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar